Teleskop Luar Angkasa James Webb milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) baru saja membuat penemuan luar biasa. Alat canggih tersebut mengidentifikasi sebuah planet yang permukaannya tampak seperti dilapisi permata mewah, menyerupai berlian. Menurut laporan dari Space.com, benda langit yang dimaksud adalah 55 Cancri e, yang ukurannya mencapai lima kali lebih besar dibandingkan Bumi.
Planet yang dijuluki “Super Earth” ini terletak di sistem bintang yang berjarak sekitar 41 tahun cahaya dari planet kita. Uniknya, 55 Cancri e hanya membutuhkan waktu 17 jam untuk mengitari bintang induknya. Orbit yang luar biasa cepat ini membuat suhu di permukaan planet tersebut memanas hingga 2.400°C, menjadikannya seperti hamparan lava yang mendidih tanpa henti.
Peneliti menemukan bahwa planet ini memiliki konsentrasi karbon dalam bentuk berlian dalam jumlah signifikan. Penemuan ini membuka jendela baru dalam memahami bagaimana dunia asing terbentuk jauh di sudut-sudut ruang angkasa.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari massa 55 Cancri e mungkin terdiri dari berlian. Berbeda dengan Bumi yang mayoritas tersusun atas air dan batuan, planet ini kemungkinan besar dipenuhi oleh material berbasis karbon yang berkilau, seperti grafit dan berlian alami.
Tak hanya mengusik pemahaman lama kita mengenai struktur planet, temuan ini juga membuka cakrawala baru tentang kemungkinan pola pembentukan benda-benda langit di galaksi. Planet seperti 55 Cancri e memaksa ilmuwan untuk memikirkan kembali bagaimana beragam elemen dapat membentuk dunia lain yang eksotis.
Seiring dengan berlanjutnya riset ini, para ilmuwan optimistis bahwa temuan ini akan membantu mengungkap lebih banyak rahasia tersembunyi tentang jagat raya. Studi ini juga diyakini akan memberikan pemahaman mendalam tentang mekanisme rumit yang mengatur kelahiran dan kehidupan sistem planet.
Lautan Lava di Dunia Baru
Salah satu keistimewaan dari 55 Cancri e terletak pada jarak orbitnya yang sangat dekat dengan bintang induknya. Dengan periode orbit hanya 17 jam, planet ini seperti terus-menerus “mandi” dalam kobaran panas luar biasa.
Suhu di permukaannya mencapai angka fantastis, yaitu 2.400 derajat Celsius — cukup panas untuk membuat seluruh lanskapnya menjadi lautan magma yang terus bergolak. Kondisi ekstrem ini mengundang pertanyaan besar tentang kemungkinan adanya kehidupan atau bahkan kestabilan material sebagaimana kita kenal di Bumi.
Tak hanya itu, para astronom juga mendeteksi adanya atmosfer sekunder yang menyelubungi planet ini. Atmosfer ini diperkirakan terbentuk akibat aktivitas vulkanik yang melepaskan gas dari permukaan planet. Keberadaan lapisan gas ini semakin menambah kompleksitas karakter 55 Cancri e, sekaligus menjadikannya subjek penting untuk pengamatan lebih lanjut di masa mendatang.