Mojokerto, kilasrepublik.com – Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih akrab dikenal dengan Gus Miftah berpesan saat Buka Puasa yang digelar PT Kitoshindo International Biotech (Kitoshindo Group) di Gedung Astoria Kota Mojokerto.
“Intoleransi menjadi ancaman saat ini,” kata Gus Mifta, Minggu (17/4/2022).
Gus Mifta pun menegaskan karena di Indonesia majemuk, tidak semua orang Islam. Ada Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu. Jika semua restoran ditutup saat bulan Ramadan, mereka yang memeluk selain muslim akan makan dimana.

“Karena puasa saya untuk Allah. Artinya saya berpuasa tidak untuk dihormati. Tetapi puasa akan melahirkan pribadi yang terhormat,” ujarnya.
Gus Miftah menambahkan, puasa adalah untuk menumbuhkan rasa cinta sehingga saat melihat orang yang berbeda tidak benci. Ia pun bercerita jika Pondok Pesantren (Ponpes) miliknya di Jogjakarta berada di antara pemukiman orang Kristin hampir 60 persen.
“Istiqomah itu berat, iya. Yang ringan itu istirahat. Dan menjalaninya harus ikhlas. Puasa ini akan melahirkan pribadi yang terhormat dengan rasa cinta sesama. Hormati teman mu apapun sukunya. Makanya orang puasa itu yakin, yakin akan ada adzan maghrib. Berbuka lah dengan yang menyehatkan karena yang manis susah didapatkan. Selamat berbuka puasa,” tuntasnya. (adv/red)