Awal Musim Penghujan Pemkot Tidak Tanggap
Mojokerto-Penjaga pintu air atau lebih dikenal dengan ulu-ulu ditengah perkotaan, Tepatnya di Kelurahan Meri Kecamatan Kranggan kota Mojokerto. Masih harus berjuang untuk menyelamatkan areal pertanian dan pemukiman warga, tepatnya untuk wilayah Meri agar terhindar dari banjir.
Namun perjuangan yang besar ini, tidak pernah ada masyarakat yang tau, bahkan Pemerintah Kota pun tidak pernah tau, betapa beratnya seorang ulu-ulu ini bekerja keras sendiri, dengan honor atau ganjaran yang tidak sepadan dengan nilai tanggung jawab dan perjuanganya,. Yang bila diuangkan hanya senilai kurang lebih 2 juta rupiah dalam satu tahun.

Disaat awal musim penghujan seperti ini, penjaga pintu air ini harus membersihkan sungai dari sampah, bahkan tidak mendapat respon dari Pemerintah Kota Mojokerto. enceng gondok yang menumpuk hingga padat di pintu air. Yang dimana bila tidak dibersihkan akan menyumbat pintu air dan mengakibatkan banjir wilayah Kota Mojokerto.
Bersih bersih kali ini dilakukan sendiri, karena pemerintah Kota Mojokerto tidak pernah tau dengan kondisi Daerah Aliran Sungai atau DAM yang letaknya berada di piggir kota ini. Enceng gondok yang menumpuk ini, berakibat banjir bila tidak dibersihkan. Namun bila menunggu pemerintah, keburu terlambat dan areal pertanian dan pemukiman akan banjir” ungkap Asnanto”
Kurang tanggapnya Pemerintah kota Mojokerto, memperberat beban tugas seorang penjaga pintu air. Meski bukan diangkat oleh pemerintah. Namun jasanya sangat besar. Berharap besar kepada pemerintah, agar segera melakukan bersih-bersih kali untuk awal musim penghujan ini. (red)