Blitar, kilasrepublik.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar menutup padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin yang berada di Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan Kab Blitar, Selasa (9/8/2022).
Pemkab Blitar dengan tegas meminta Gus Samsudin melengkapi perizinan. Baik surat izin usaha, maupun izin kegiatan yang dilakukan bersama para pengikutnya
“Yang jelas izinnya hanya pemijatan tradisional. Izinnya sudah dicabut dari Dinkes, sementara izin itu dikeluarkan pada Maret 2021,” jelas Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso
“Segala bentuk aktivitas di Padepokan Nur Dzat Sejati yang berkaitan dengan aktivitas pijat, termasuk kegiatan menyerupai pondok pesantren dan majelis taklim dihentikan hari ini,” tegas Rahmad Santoso.
Padepokan Nur Dzat Sejati ingin membuka praktek lagi, maka perizinan harus dilengkapi, bukan hanya perizinan pijat tradisional, tetapi semua kegiatan yang ada di dalamnya juga harus memiliki izin.
“Iya harus ada izinnya dong, artinya harus mengurus izin sendiri-sendiri (pilah-pilah) apa saja kegiatan yang ada di padepokan sana,” kata Wabup Blitar yang akrab di panggil Pakdhe Rahmad ini.
Rahmat juga membeberkan bahwa izin seperti untuk kegiatan pijat tradisional, pondok pesantren, hingga majelis taklim. Sebab, selama ini mereka tidak memiliki izin kegiatan menyerupai pondok pesantren dan izin majelis taklim sesuai dengan PMA nomor 29 tahun 2019 tentang majelis taklim dan PMA nomor 30 tahun 2020 tentang pendirian penyelenggaraan pesantren.
Di sisi lain kuasa hukum Samsudin (Padepokan Nur Dzat Sejati) Priarno SH mengaku akan menindak lanjuti hasil assessment Pemkab Blitar dan Forkopimda. Menurutnya, salah satu klausul dalam assessment tersebut, pemerintah membuka ruang bagi kliennya untuk mengurus izin.
“Kegiatan penghentian sementara saya kira masuk akal, dan kita akan menindaklanjuti karena dalam hasil assessment ini salah satu klausulnya pemerintah membuka lebar ruang untuk mengurus izin,” jelas Priarno pada wartawan usai kegiatan pertemuan tersebut. (red)