Kasus DBD di Bekasi Alami Lonjakan Selama Tahun 2024

Rohmat

Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaporkan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami lonjakan signifikan, dengan angka kasus meningkat hingga 4 kali lipat dari 2023 ke 2024.

Pada tahun 2023 tercatat sebanyak 1.220 kasus, sementara pada 2024, jumlah kasus DBD melonjak menjadi 4.167 kasus.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Fikri Firdaus, menyampaikan bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) lebih banyak menyerang kelompok usia produktif, yaitu mereka yang berusia antara 15 hingga 44 tahun.

Kelompok ini cenderung memiliki mobilitas dan aktivitas sehari-hari yang tinggi, yang meningkatkan risiko terpapar penyakit tersebut.

“Nyamuk tidak bisa memilih, usia berapa yang mereka serang. Tapi kalau di Kota Bekasi mayoritas pasien usia 15 hingga 44 tahun yang memang mobilitas mereka tinggi,” kata dia, Senin (13/1/2025).

Fikri Firdaus menjelaskan bahwa individu dengan mobilitas tinggi berisiko tertular DBD di lokasi baru yang mereka kunjungi, baik itu di fasilitas umum maupun tempat kerja.

Tingginya pergerakan tersebut meningkatkan kemungkinan terpapar oleh nyamuk pembawa virus dengue.

“Bisa jadi mereka terkena DBD bukan di Kota Bekasi. Mereka terkena di luar kemudian saat di Bekasi mereka terdiagnosa terkena DBD,” kata dia.

Sementara itu, berdasarkan data yang tersedia, Kecamatan Bekasi Utara tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak.

Di kecamatan tersebut, sebanyak 637 warga dilaporkan terinfeksi DBD, menjadikannya daerah yang paling terdampak.

“Bekasi Utara itu paling tinggi 637 kasus, kemudian Jatiasih 555 kasus. Lalu ada Bekasi Selatan 474 kasus dan Bekasi Timur 415 kasus,” kata dia.

Meskipun jumlah kasus DBD di Kota Bekasi terlihat tinggi, namun angka tersebut masih berada dalam batas aman menurut standar Incidence Rate (IR).

Berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan, IR untuk DBD yang dianggap aman adalah maksimal 1 persen.

“Incidence Rate kita itu di bawah 1 persen yakni 0,6 persen. Sementara mengacu Kementerian Kesehatan itu Incidence Rate DBD itu 1 persen,” kata dia.

Dari total kasus DBD di Kota Bekasi sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 26 penderita meninggal dunia.

Kejadian ini disebabkan oleh terlambatnya penanganan, di mana pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi yang sudah sangat parah.

“Rata-rata yang meninggal itu kebanyakan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan. Mereka dibawa biasanya dalam kondisi yang sudah kritis,” ujarnya.

Also Read

Tags

Leave a Comment