Balita Pengidap Kanker Darah, Butuh Uluran Tangan kita

oleh
Zuri menjalani perawatan di RS Dr Soetomo

JOMBANG.kilasrepublik.com – Mari sisihkan rejeki kita buat yang membutuhkan, salah satunya buat adik kita, Zuri Aruna Zahir, bocah perempuan berumur tiga tahun, warga Dusun Legundi, Desa Gempol Legundi, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Balita ayu ini divonis mengidap kanker darah stadium 3 dan harus menjalani pengobatan di RS Dr. Soetomo, Surabaya ini dari keluarga tidak mampu. Sementara Zuri menjalani perawatan di RS Dr Soetomo selama dua tahun.

Buah hati dari pasangan Agus dan Siti Asyiah ini harus menjalani kemoterapi hampir dua tahun lamanya di RS Dr Soetomo Surabaya, menggunakan KIS atau kartu jaminan kesehatan dari Pemerintah.

Meski  demikian,  keluarga sangat membutuhkan biaya guna biaya hidup dan operasionalnya selama dalam perawatan. Apalagi, Agus yang semula bekerja sebagai kuli bangunan kini tidak lagi bekerja, karena harus merawat mengantar Zuri.

Saat ini Zuri sedang menjalani kemo terapi yang harus dijalaninya satu sampai dua hari sekali keluar masuk RS Dr. Soetomo. Akibatnya Agus memutuskan untuk tidak pulang ke Jombang dan memilih menginap di sebuah yayasan rumah kita (YPKAI) Yayasan Peduli Kanker Anak Indonesia di Surabaya.

“Belum pulang ke Jombang karena jarak pengobatan hanya satu sampai dua hari balik lagi masuk RS, jadi tidur di yayasan rumah kita (YPKAI). Terpaksa anak yang pertama dititipkan saudara dulu di rumah.”terangnya.

Jatah makan yang disediakan pihak yayasan hanya diperuntukan anak dan istrinya. Sedangkan Agus harus mencari makan seadanya diluar yayasan.“Tiap hari dapat makan anak dan istri, itu bayar Rp 5 ribu setiap hari. Kalau saya tidak dapat jatah, saya makan seadanya beli sendiri diluar yayasan.”ungkapnya.

Keluarga berharap ada dermawan yang bersedia mengulurkan tangan untuk membantu meringankan beban yang sedang ditanggungnya untuk operasional selama anaknya dalam proses pengobatan.

“Saya sudah tidak kerja lagi, cuma kuli bangunan, disini butuh beli buat kebutuhan. Kalau pengobatan ada KIS tapi kebutuhannya ini harus tetap saya beli sendiri. Barangkali ada dermawan yang ingin mermbantu meringankan beban keluarga, kami sangat membutuhkan.” (red)